Rabu, 18 Maret 2009


Perdayakan Bahasa Tegalan Lewat Sastra

BAHASA
tegalan sebagai ‘bahasa ibu’ orang Tegal pada Minggu (14/12) malam benar-benar diberdayakan sebagai media ekspresi seni. Puluhan seniman, budayawan dan pejabat tinggi berbaur dalam jèd-jèdan baca puisi tegalan untuk memperingati ‘HUT Sastra Tegalan (HST) Jilit II’ di halaman rumah dinas Wakil Walikota Tegal, Dr Maufur.
Tampil sebagai pembaca puisi pertama, Bontot Sukandar yang disusul pembaca puisi asal Slawi, Ratna dengan vokal lantang penuh penghayatan. Istri Walikota Tegal Terpilih, Hj. Rosalina Ikmal Jaya dapat giliran tampil urutan ketiga. Meski dirinya berasal dari Belitung, namun berupaya menulis dan membaca puisi tegalan.
Rangkaian acara lebih menyatu dalam keasyikan setiap Kelompok Musik Sastra Warung Tegal (KMSWT) pimpinan Nurngudiono membawakan nomor lagu ‘Kowen Dongé Sapa’ yang syairnya ditulis H Ghautsun Nasori.
Setelah itu, jèd-jèdan baca puisi kembali bergulir. Anggota DPRD Kota Tegal, Emma Karimah giliran berikutnya. Ia membaca dua buah puisi karyanya, ‘Clandakan’ dan ‘Money..money..money’. Sebelumnya, kawan semasa kecil Emma yakni selaku sohibul bait, Dr Maufur juga tampil membaca puisi Tegalan berjudul ‘Bahasa Tegal’ yang mengkapkan, Tegal memiliki banyak seniman jempolan yang diolah dalam larik puisi secara parodis.
Malam yang dingin pun tak mampu membendung gema acara yang digelar Komunitas Sorlem tersebut. H Tambari Gustam berpuisi ‘Tulung Nyong Diajari’ diiringi lagu ‘Dolanan Rakyat’, setelahnya narasi budaya Bahasa Tegal oleh Moh Hadi Utomo. Dilanjutkan Diah Setyawati lewat puisi ‘Cangkem’ berurutan membetot mata penonton yang diteruskan pembacaan puisi oleh dosen FH UPS, Hamidah Abdurrachman yang berdandan ala putri India. Tamu kehormatanpun, Ir Teguh Juwarno turut baca puisi ‘Nglamun’ dalam bahasa tegalan. Berikutnya, Ki Barep membaca suluk Tegalan dan berkisah tokoh Lupit, monolog ‘Waslam’ karya Moh Hadi Utomo oleh aktor Bramanthi S Riyadi menghentak penonton lewat aktingnya yang penuh adegan kejutan, boleh dikata menjadi klimaks acara tersebut, sebelum ditutup penampilan Dwi Ery Santoso lewat puisi ‘Brug Abang’ .
Sebagian pertunjukan yang ditampilkan itu, kata pembawa acara Nurhidayat Poso adalah karya yang dipentaskan di Surakarta dan Semarang saat lawatan seniman Tegal memperingati HUT Sastra Tegalan 24-25 November lalu.

“Sedianya, masih banyak lagi tokoh masyarakat, pejabat yang berjed-jedan puisi, tapi berhalangan hadir, termasuk Pak Walikota,” pungkas Ketua Sorlem, Bontot Sukandar.

Seperti diketahui, acara 'Jèd-jèdan Maca Puisi Tegalan Jilid I' berlangsung pada hari Rabu 31 Mei 2006. Saat itu Walikota Tegal Adi Winarso, Bupati Tegal Agus Riyanto, Ghautsun (Ketua DPRD Kota Tegal) dan anggota DPRD lainnya Firdaus Muhtadi, Soetjipton turut juga dalam acar tersebut. Selebihnya para seniman Tegal diantaranya Yono Daryono, Dwi Ery Santoso, Nien Asmara, Denok Harti, Slamet Ambari, H. Tambari Gustam, dan Nurngudiono bersama KMSWT. Acara berlangsung di Gedung Kesenian Tegal.


pentas monolog 3 wajah "pesan rakyat"


TEGAL - Menjelang pemilihan umum legislatif, tiga seniman monolog Kota Tegal menitip pesan untuk calon legislator lewat pentas monolog di Gedung Kesenian Kota Tegal di kampung Kandang Menjangan, Sabtu pekan lalu. Dengan tema "Pesan Rakyat untuk Calon Anggota Legislatif", mereka berharap calon wakil rakyat memahami penderitaan rakyat.

Seniman monolog Bramanti S. Riyadi, Bontot Sukandar, dan Selamet Ambari dari komunitas seniman Ngisor Pelem (Sorlem) Kota Tegal berusaha menggugah masyarakat agar sadar dalam euforia pemilihan anggota legislatif. Mereka tampil dengan latar belakang tumpukan kursi lipat yang menggunung.

Bramanti mengawali penampilan pertama dengan membanting kursi. Ia resah karena kehidupan kesenian di Tegal terjebak oleh ingar-bingar politik kekuasaan. "Kursi! Ya, sebuah kursi yang hadir oleh legitimasi ribuan rakyat Tegal, tapi tak mempedulikan komunitas seni lagi," ujarnya.

Bontot tampil lebih ekspresif. Dengan celoteh bahasa Tegalan, ia menghitung hari pemilihan anggota legislatif 9 April mendatang. "Saya semakin bingung oleh lomba foto liar yang merusak pemandangan Kota Tegal ini," kata Bontot. Ia merasakan nikmatnya duduk di kursi yang sesekali digoyang dan dipenuhi kutu busuk itu. Tapi Bontot mengakhiri penampilannya dengan melemparkan diri dari kursi.

Selamet yang berwajah lugu menampilkan derita pribadinya sebagai penarik becak. Selamet sejatinya seorang penarik becak. Alkisah, ia sukses mendapat hadiah mobil angkutan dari seorang anggota legislatif yang selama ini ia bantu berkeliling ke makam keramat. Tapi nahas, Selamet menabrak orang. Puncaknya, ia mendorong becaknya ke luar gedung pertunjukan sembari marah-marah dan berteriak memanggil dua nama. "Terpaksa aku kejar ke mana pun perginya, untuk bertanggung jawab," kata Slamet ambari.

"sayangnya para caleg yang diharapkan bisa menyaksikan pertunjukan monolog 3 wajah " pesan rakyat, tak hadir. karena menurutku ini adalah pesan rakyat. para caleh nampaknya tak interes dengan pertujukan malam ini" kata bontot sukandar yang juga ketua komunitas sorlem. EDI FAISOL (siambil dr koran tempo senin 16 maret 09)

Jumat, 13 Maret 2009

pentas remojongan gelar 5 film tegal



LIMA film bernuasa kedaerahan kini tengah ditunggu-tunggu masyarakat Tegal. Lima film garapan sineas muda asal Kota Tegal itu siap diputar di halaman gedung Dewan Kesenian Tegal (DKT) dalam “Pentas Seni Remojongan 2”, Minggu (28/12) besok malam. Lima judul film tersebut yakni Warto Togel karya/sutradara Andy Prasetyo, Shinta Berbagi Impian sutradara Dwi Ery Santoso, Jatiwaru sutradara Rasdani Samin, Berkah Centong dan Ibu dan Anak-anaku, keduanya disutradarai Wicaksono Wisnu Legowo.
Acara yang pernah absen satu setengah tahun itu kembali digelar setelah Nurngudiono aktif dalam kepengurusan DKT. Sambutan sineas muda Tegal pun bergelora dengan mengisi acara “Pentas Seni Remojongan 2” yang rencananya digelar satu minggu dari berbagai cabang seni di Tegal. Salah satu sutradara berbakat Andy Prasetyo menyambut positif dengan digelarnya agenda tersebut. Sineas berbakat yang film dokumenternya berjudul Tukang-tukang Kemoncer masuk nominasi pada Festival Film Cannes di Prancis itu kepada NP, Jumat (28/12), tak dapat menutupi rasa gembiranya. Dia mengaku, dengan pemutaran lima film yang bernafaskan kedaerahan itu bakal menjadi pemicu beberapa produksi lain dari para sineas muda asal Kota Tegal. Tidak menutup kemungkinan hal itu akan memancing mereka yang baru belajar mengenal dunia perfilman.
“Pemutaran film dengan genre kelokalan, bakal memberikan sebuah apresiasi positif dan tidak menutup kemunkinan anak-anak yang baru belajar dunia film, tergugah dan mencoba berproduksi. Oleh karenanya saya sangat mendukung dengan digeber kembali pemutaran film pada araca Pentas Seni Remojongan 2” ujar Andy.
Lima film yang bakal diputar itu, masing-masing memiliki daya tarik dengan alur cerita berbeda dari film yang satu ke film lain. Pada film Andy, ia akan berbicara tentang ketegasan sikap, kalau judi togel pada ujungnya menuai badai sengsara. Tokoh Warto digambarkan begitu tragis pada akhir kisah. Ia gila karena judi togel. Pada film Berkah Centong yang dibintangi aktor teater bontot sukandar dan ida fitri, garapan Wicaksono Wisnu Legowo dengan scenario ditulis MF Wibowo ini membidik sejuah perjalanan keeksisan sebuah Warteg bukan ditentukan karena ‘centong’ yang betuah. Melainkan karena menu masakan yang bersih, bermutu dan higenis itulah menjadi pangkal kelanggengan sebuah Warung Tegal. Dalam Shinta Berbagi Impian garapan Dwi Ery Santoso, mengetengahkan bagaimana memilih sekolah tingkat lanjutan pertama yang bermutu bagi para lulusan tingkat sekolah dasar. Dan dua film lainnya tentunya tak kalah menarik untuk ditonton, terutama film Ibu dan Anak-anaku yang berhasil meraih nominasi film pendek FFI 2008. “Film yang skenarionya ditulis Moses Sihombing ini baru pertama kali diputar di Tegal,” tandas Wisnu.
Sedangkan kelima film yang akan diputar nanti, menurut Andy, layak ditonton dan diapresiasi bersama. Ditambahkan, Film Warto Togel yang menggunakan bahasa tegalan, pada tanggal 2 Januari 2009 mendatang akan diputar di negeri Kincir Angin, Belanda dengan subtitle berbahasa Inggris (LS )


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Free PDF Files