Malam menghitung langkah
Sepertinya malam menghitung beribu langkahmu
Terantuk batu
Bagai anak kecil memanggil masa lalu
Munculkan kenangan mendengarkan lagu man Draup
Bukan langkah tapi genjotan pedal
Mengitari kota Tegal bagai batu berlumur
Pada asin biru air laut
Sepertinya malam menghitung beribu langkahmu
Menikmati diam benteng pasar pagi
Menimpan misteri Gendowor
Menyimpan kehangatan Martoloyo Martopuro
Pada langit beribu poci
Mengisi halaman tiangtiang jiwa
Pada panas pantai Muara Reja
Sepertinya malam menghitung beribu langkahmu
Memandangmu kulihat kamu tertawa
Pada gemulung ombak pagi merah
Membasuh pada batu karang penjalan
Pada alun-alun tanpa beringin jadi pemancingan
Saat hujan mencerca asongan
Pada mimpi bocah tentang matahari yang tersapu banjir
Sepertinya malam menghitung beribu langkahmu
Justru saat kau duduk menghadap laut
Menghitung gemuruh hidup mengantar bintang luruh
Menggiring si mungil nyanyikan sajak
Pada lampu pijar kota sarat pajak
Sepertinya malam menghitung beribu langkahmu
Jangan bilang tak ada poci
Jangan bilang tak ada tahu aci
Jangan bilang tak ada enci-enci
Jangan bilang
Jangan bilang
Sepertinya malam menghitung beribu langkahmu
Tegal, mejabung 08
Kepada sang
Berselimut syair
Berbahasa nabi
Kaki mengangkang langit dan bumi
Jumawa pada terik matahari
Bersendawa pada purnama bulan
Tertusuk aroma anggur merah gincu
Menari pada bentang saputangan dan dasi
Merajut nikmat
Merangkai bahagia
Dari serat-serat nestapa tanah
Bernyanyi…………………
Lahap menggerus beribu nestapa
Tegal, mejabung 08
Kamis, 25 Desember 2008
Malam menghitung langkah - Puisi Bontot Sukandar
Diposting oleh ANGSA BIRU di 17.06
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar