Hari Sastra Tegalan 26 Nopember
Seniman Tegal Kampanyekan
Seniman Tegal Kampanyekan
Estetika Sastra Tegalan
PARA seniman Tegal yang tergabung dalam Komunitas Sorlem akan mengadakan pentas keliling baca puisi, cerpen dan monolog bahasa tegalan ke Solo dan Semarang pada Selasa (25/11) mendatang. Menurut salah seorang seniman Nurngudiono, kegiatan ini digelar bertepatan dengan peringatan ‘Hari Sastra Tegalan’ yang jatuh pada tanggal 26 Nopember, sekaligus sebagai wujud kepedulian seniman Tegal terhadap eksistensi sastra tegalan untuk mengangkat citra bahasa Tegal.
"Selama ini bahasa Tegal dianggap sebagai bahasa yang tidak etis untuk digunakan sebagai alat komunikasi antar lintas kalangan. Bahasa Tegal hanya digunakan sebagai bahasa lawakan yang konotasinya menjurus pada pelecahan dialek," kata Nurngudiono.
Padahal, kata Dwi Ery menambahkan, bahasa tegalan mempunyai etika dan estetika yang tinggi. "Bahasa Tegal mempunyai estetika yang tinggi sehingga dapat dijadikan karya sastra yang sepadan dengan karya sastra dunia lainnya,"
Direncanakan, pentas baca puisi, cerpen dan monolog tegalan ini akan digelar di TVRI Jawa Tengah atau Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) dan Taman Budaya Surakarta (TBS). Agenda para seniman Tegal ini siap disambut oleh dalang Wayang Suket Slamet Gundono dan Ketua Dewan Kesenian Semarang, Marco Manardi.
Menurut Ketua Komunitas Sorlem, Bontot Sukandar, para seniman yang akan menjadi wali penyampai nilai-nilai estetika bahasa tegalan baik melalui puisi, cerpen maupun monolog yaitu Nurngudiono, Dwi Ery Santoso, Nurhidayat Poso, Dyah Setiyawati, Lanang Setiawan dan Dr Maufur dengan membacakan puisi tegalan. Sedangkan Bramanthi S Riyadi membawakan monolog tegalan ‘Waslam’ karya Moch. Hadi Utomo, dan Hartono Ch Surya siap membacakan cerpen tegalan.
Diharapkan, lanjut Bontot, Pemerintah Kota Tegal bersedia memberikan dukungan sepenuhnya terhadap kegiatan ini.
"Tak hanya itu, nantinya bahasa tegalan dapat dijadikan mata pelajaran muatan lokal bahasa daerah yang setara dengan bahasa daerah lainnya seperti cirebonan dan banyumas," kata Bontot.
Dijelaskan, acara serupa pernah digelar di berbagai kota besar seperti di Wapress, TMII, Pasar Seni Ancol Jakarta, Indramayu, Solo sebanyak tiga kali serta Yogyakarta sebanyak dua kali (Hamidin Krazan)
KETERANGAN FOTO: Para seniman Tegal yang tergabung dalam Komunitas Sorlem tengah membahas Kampanyekan Estetika Sastra Tegalan ke TBS dan Semarang dalam rangka menyambut ‘Hari Sastra Tegalan’ yang jatuh pada tanggal 26 Nopember, Senin (10/11) (Foto Lanang Setiawan)
PARA seniman Tegal yang tergabung dalam Komunitas Sorlem akan mengadakan pentas keliling baca puisi, cerpen dan monolog bahasa tegalan ke Solo dan Semarang pada Selasa (25/11) mendatang. Menurut salah seorang seniman Nurngudiono, kegiatan ini digelar bertepatan dengan peringatan ‘Hari Sastra Tegalan’ yang jatuh pada tanggal 26 Nopember, sekaligus sebagai wujud kepedulian seniman Tegal terhadap eksistensi sastra tegalan untuk mengangkat citra bahasa Tegal.
"Selama ini bahasa Tegal dianggap sebagai bahasa yang tidak etis untuk digunakan sebagai alat komunikasi antar lintas kalangan. Bahasa Tegal hanya digunakan sebagai bahasa lawakan yang konotasinya menjurus pada pelecahan dialek," kata Nurngudiono.
Padahal, kata Dwi Ery menambahkan, bahasa tegalan mempunyai etika dan estetika yang tinggi. "Bahasa Tegal mempunyai estetika yang tinggi sehingga dapat dijadikan karya sastra yang sepadan dengan karya sastra dunia lainnya,"
Direncanakan, pentas baca puisi, cerpen dan monolog tegalan ini akan digelar di TVRI Jawa Tengah atau Taman Budaya Raden Saleh (TBRS) dan Taman Budaya Surakarta (TBS). Agenda para seniman Tegal ini siap disambut oleh dalang Wayang Suket Slamet Gundono dan Ketua Dewan Kesenian Semarang, Marco Manardi.
Menurut Ketua Komunitas Sorlem, Bontot Sukandar, para seniman yang akan menjadi wali penyampai nilai-nilai estetika bahasa tegalan baik melalui puisi, cerpen maupun monolog yaitu Nurngudiono, Dwi Ery Santoso, Nurhidayat Poso, Dyah Setiyawati, Lanang Setiawan dan Dr Maufur dengan membacakan puisi tegalan. Sedangkan Bramanthi S Riyadi membawakan monolog tegalan ‘Waslam’ karya Moch. Hadi Utomo, dan Hartono Ch Surya siap membacakan cerpen tegalan.
Diharapkan, lanjut Bontot, Pemerintah Kota Tegal bersedia memberikan dukungan sepenuhnya terhadap kegiatan ini.
"Tak hanya itu, nantinya bahasa tegalan dapat dijadikan mata pelajaran muatan lokal bahasa daerah yang setara dengan bahasa daerah lainnya seperti cirebonan dan banyumas," kata Bontot.
Dijelaskan, acara serupa pernah digelar di berbagai kota besar seperti di Wapress, TMII, Pasar Seni Ancol Jakarta, Indramayu, Solo sebanyak tiga kali serta Yogyakarta sebanyak dua kali (Hamidin Krazan)
KETERANGAN FOTO: Para seniman Tegal yang tergabung dalam Komunitas Sorlem tengah membahas Kampanyekan Estetika Sastra Tegalan ke TBS dan Semarang dalam rangka menyambut ‘Hari Sastra Tegalan’ yang jatuh pada tanggal 26 Nopember, Senin (10/11) (Foto Lanang Setiawan)
2 komentar:
Gue salut jika di Tegal ada HARI SASTRA TEGALAN yang jatuh pada tanggal 26 Nopember. Dasarnya apa penetapan tanggal tersebut menjadi Hari Sastra Tegalan?
Pencinta Sastra Tegalan
setahu aku, dari keterangan para pelaku seni di Tegal, konon hari sastra tegalan itu diawali sejak awal penerbitan media cetak tabloid gitu lohh. Namanya LITERASI.
Lintang FM
Posting Komentar