Nana Eres
LANGGAM BOCAH
Hari ini kau memaksaku
ke kampungmu
Debu merayuku
di pagutan rumah
ranum sempurna:
Dua tiang besi di sisi,
Ubin kuning di kanan kiri
menyambutku sebelum pintu
”Disini aku bisa jadi siapa saja”
Dan mataku berkilat melihatmu
kau bocah ayu
bisa membangun rumah kayu
di tanah-tanah
di kampung rekah
dewasalah kau
di tangan hangat perempuan
dan lelaki tabah
dengan akar gelisah
dengan mantra
yang terlanjur ditebarkan
mimpi di hunian
lalu kau bercerita:
ibuku perempuan ayu
dengan keranjang dan sepeda
tiap pagi ia bergegas
ke pabrik seberang desa
betapa wangi bau tubuhnya!
melebihi wangi teh yang ia bawa
di guratan kulitnya
yang menua
ayahku sudah tua
betapa bersahaja ia
di kayuh roda tiga!
bacalah keakrabannya
pada becak dan jalan berdebu
pada keringat dan kelu
“tiap pagi aku menyambut terbit matahari
dengan tanganku
yang mengangkat timba di sumur itu
kuambil air
kucuci diriku
Tuhan tak pernah lelah mengisi sumur kami
dan bila mataku menatap tajam ke bawah
sebelum meraih seember air lagi
maka gema dari dalamnya
membisikkan doa di telingaku:
dewasalah sebelum kau jadi payah.”
2008
Jumat, 02 Januari 2009
puisi Nana Eres
Diposting oleh ANGSA BIRU di 00.52
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar