Jumat, 02 Januari 2009

puisi Nana Eres

Nana Eres

LANGGAM BOCAH

Hari ini kau memaksaku
ke kampungmu

Debu merayuku
di pagutan rumah
ranum sempurna:
Dua tiang besi di sisi,
Ubin kuning di kanan kiri
menyambutku sebelum pintu

”Disini aku bisa jadi siapa saja”

Dan mataku berkilat melihatmu
kau bocah ayu
bisa membangun rumah kayu
di tanah-tanah
di kampung rekah

dewasalah kau
di tangan hangat perempuan
dan lelaki tabah
dengan akar gelisah
dengan mantra
yang terlanjur ditebarkan
mimpi di hunian

lalu kau bercerita:
ibuku perempuan ayu
dengan keranjang dan sepeda
tiap pagi ia bergegas
ke pabrik seberang desa
betapa wangi bau tubuhnya!
melebihi wangi teh yang ia bawa
di guratan kulitnya
yang menua

ayahku sudah tua
betapa bersahaja ia
di kayuh roda tiga!
bacalah keakrabannya
pada becak dan jalan berdebu
pada keringat dan kelu

“tiap pagi aku menyambut terbit matahari
dengan tanganku
yang mengangkat timba di sumur itu

kuambil air
kucuci diriku

Tuhan tak pernah lelah mengisi sumur kami
dan bila mataku menatap tajam ke bawah
sebelum meraih seember air lagi
maka gema dari dalamnya
membisikkan doa di telingaku:
dewasalah sebelum kau jadi payah.”


2008

0 komentar:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Free PDF Files