Kamis, 25 Desember 2008

demo lukis Ari jembrong

Seni LukisPesan Seniman untuk Pilkada yang DamaiSabtu, 8 Maret 2008 11:44 WIB

Semburan cat dari mulut Ari Jembrong, pelukis asal Tegal, memenuhi kanvas putih yang tergantung di atas pintu air Kalimati, Jalan Serayu, Kota Tegal, Rabu (5/3). Tangannya bergerak cepat meratakan semburan cat tersebut hingga membentuk sebuah lukisan.
Ari bersama dengan Komunitas Sorlem atau Ngisor Pelem, menggelar demo lukis bertema "Ambeng Kota Tegal". Kegiatan itu merupakan pesan moral seniman dalam menghadapi Pilkada Jawa Tengah maupun Pilkada Kota Tegal tahun 2008 ini.
Ketua Komunitas Sorlem Bontot Sukandar mengatakan, kegiatan itu bermula dari aktivitas para seniman dan pencinta seni yang biasa berkumpul di lesehan bawah pohon mangga di Jalan Serayu, Kota Tegal.
Mereka prihatin dengan pelaksanaan pilkada di daerah lain. Pilkada kerap bertabur konflik antara peserta atau pendukungnya.
Komunitas Sorlem berharap hal itu tidak terjadi di Kota Tegal. Apalagi selain hajat pilkada Jateng, Kota Tegal juga memiliki agenda pilkada Kota Tegal akhir tahun ini. Oleh karena itu, mereka tergugah untuk menyampaikan pesan moral kepada masyarakat agar ikut menjaga pilkada damai.
Menurut dia, demo lukis sengaja berlangsung di tempat terbuka agar banyak orang dapat menikmati. Selain itu, untuk menunjukkan kepada masyarakat seni lukis bukanlah sesuatu yang eksklusif. Kreativitas seni dapat disalurkan di mana saja.
Ari menuturkan, demo lukis kali ini menampilkan lukisan Kota Tegal dengan ambeng atau tumpeng. Tumpeng adalah simbol Kota Tegal digambarkan dengan benteng Pasar Pagi yang merupakan pusat pasar tradisional di sana.
Gambar tumpeng kuning di tengah dan gambar tangan berwarna merah. Tumpeng merupakan simbol keselamatan, sedangkan tangan merupakan simbol para peserta pilkada. Diharapkan, para peserta pilkada dan seluruh pendukungnya dapat menjaga pilkada berlangsung aman dan damai.
Selain lukisan tumpeng, Ari juga menampilkan lukisan tubuh dengan model Junaedi. Lukisan tubuh tersebut menggambarkan kekerasan yang sering terjadi dalam proses pilkada. Simbol kekerasan ditunjukkan dengan warna merah yang membelah kepala. (WIE)
(diambil dari kompas 16 Agustus 07)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

wah blognya kok rusak Om???q


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Free PDF Files