Kamis, 25 Desember 2008

puisi bontot



dan wajah itupun lahir
bagi :deta

kucercap kembali ingatan lama bungaku
berharap lumut waktu hidupkan
kisah cinta lama melempar gelisah
tercampak puisi sunyi tertulis ritmis
sungguh rinduku bagai uap pengantin
pada mata purba
pada hidung purba
pada bibir purba
wajah yang menempel membekas
menelusur gelombang rindu
sembilan sembilan poin tiga radio rindu
bangkitkan wajah puisirindu sunyiku
bagai penyihir nyanyikan mantra
menjaga wajah pada kepastian ombak
agar kau membatu pada kisikisi rinduku


tegal, mejabung 08




disha

biarkan hatimu berbasah hujan
pelangiMu menggiringku padamu
jangan sirnakan suammu dari tubuhku
tetes demi tetes suciMu kuharap
agar dirimu tak lelah merangkul malamku
hijau lotusku masih terjaga
sedang anganku terbang entah
bagai musyafir maj nun
tak terjaga malam yang sintruh
ada harap kunMu suakan padaku
karena angan hanyalah miliku
jangan biarkan menangis
lantaran sengat matahari
siangku mendekap malammu
sentuhkan bunga hatimu
beribu tangan menggapai
lotusku melambung
mimpiku merengkuh sunyi
kemana kudekap sepiku


sorlem,08

0 komentar:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Free PDF Files