Kamis, 25 Desember 2008

Malam menghitung langkah - Puisi Bontot Sukandar



Malam menghitung langkah


Sepertinya malam menghitung beribu langkahmu
Terantuk batu
Bagai anak kecil memanggil masa lalu
Munculkan kenangan mendengarkan lagu man Draup
Bukan langkah tapi genjotan pedal
Mengitari kota Tegal bagai batu berlumur
Pada asin biru air laut

Sepertinya malam menghitung beribu langkahmu
Menikmati diam benteng pasar pagi
Menimpan misteri Gendowor
Menyimpan kehangatan Martoloyo Martopuro
Pada langit beribu poci
Mengisi halaman tiangtiang jiwa
Pada panas pantai Muara Reja

Sepertinya malam menghitung beribu langkahmu
Memandangmu kulihat kamu tertawa
Pada gemulung ombak pagi merah
Membasuh pada batu karang penjalan
Pada alun-alun tanpa beringin jadi pemancingan
Saat hujan mencerca asongan
Pada mimpi bocah tentang matahari yang tersapu banjir

Sepertinya malam menghitung beribu langkahmu
Justru saat kau duduk menghadap laut
Menghitung gemuruh hidup mengantar bintang luruh
Menggiring si mungil nyanyikan sajak
Pada lampu pijar kota sarat pajak

Sepertinya malam menghitung beribu langkahmu
Jangan bilang tak ada poci
Jangan bilang tak ada tahu aci
Jangan bilang tak ada enci-enci

Jangan bilang
Jangan bilang

Sepertinya malam menghitung beribu langkahmu

Tegal, mejabung 08


Kepada sang

Berselimut syair
Berbahasa nabi
Kaki mengangkang langit dan bumi
Jumawa pada terik matahari
Bersendawa pada purnama bulan
Tertusuk aroma anggur merah gincu
Menari pada bentang saputangan dan dasi
Merajut nikmat
Merangkai bahagia
Dari serat-serat nestapa tanah
Bernyanyi…………………
Lahap menggerus beribu nestapa

Tegal, mejabung 08

0 komentar:


Free Blogger Templates by Isnaini Dot Com. Powered by Blogger and Free PDF Files